Kontroversi di Lintasan : 5 Pembalap yang Pernah Dibenci di Italia
Italia, dengan sejarah balap motor dan mobil yang kaya serta basis penggemar yang fanatik, tidak pernah kekurangan drama dan rivalitas sengit. Di tengah gemuruh mesin dan persaingan ketat, beberapa pembalap, terlepas dari bakat dan prestasinya, pernah atau bahkan masih menjadi sosok yang kurang disukai oleh sebagian besar tifosi Italia. Kebencian ini bisa dipicu oleh berbagai faktor, mulai dari persaingan sengit dengan pembalap Italia favorit, manuver kontroversial di lintasan, hingga pernyataan atau tindakan di luar balapan yang dianggap tidak menghormati.
Berikut adalah 5 pembalap yang pernah atau sedang merasakan "panasnya" kebencian dari sebagian penggemar balap di Italia:
1. Valentino Rossi (di masa rivalitas sengit dengan pembalap Italia lainnya):
Meskipun kini dipuja sebagai legenda hidup dan ikon balap Italia, pada masa puncak rivalitasnya dengan pembalap Italia lainnya seperti Max Biaggi dan terutama Marco Melandri, Valentino Rossi pernah menjadi sosok yang memecah belah opini. Sebagian tifosi yang mendukung Biaggi atau Melandri melihat Rossi sebagai "musuh" yang berusaha mengalahkan jagoan mereka. Persaingan yang panas di lintasan, terkadang disertai dengan komentar pedas di luar lintasan, semakin memperuncing rivalitas ini dan menciptakan gelombang kebencian dari kubu lawan. Namun, seiring berjalannya waktu dan meredanya rivalitas, Rossi berhasil memenangkan hati hampir seluruh penggemar Italia.
2. Marc Márquez:
Nama Marc Márquez mungkin menjadi salah satu yang paling sering diasosiasikan dengan kebencian di kalangan tifosi Italia dalam beberapa tahun terakhir. Pemicunya adalah insiden kontroversial dengan Valentino Rossi di MotoGP Malaysia 2015. Tabrakan yang menyebabkan Rossi terjatuh dan harus memulai balapan terakhir dari posisi belakang meninggalkan luka yang mendalam bagi banyak penggemar Italia. Mereka merasa Márquez sengaja menghalangi Rossi untuk meraih gelar juara dunia. Meskipun Márquez adalah pembalap yang sangat bertalenta dan telah meraih banyak gelar, insiden tersebut membekas dan membuatnya menjadi target cemoohan dan kritik pedas setiap kali balapan di Italia.
3. Jorge Lorenzo:
Rivalitas sengit Jorge Lorenzo dengan Valentino Rossi saat keduanya berada di tim Yamaha juga menjadi sumber ketegangan dengan sebagian tifosi Italia. Lorenzo, sebagai rekan setim Rossi, dianggap sebagai "pengganggu" dominasi sang idola. Kemenangan-kemenangan Lorenzo dan gaya balapnya yang agresif terkadang dianggap tidak sportif oleh sebagian penggemar Rossi. Selain itu, kepindahannya ke tim Ducati, yang diharapkan bisa mengembalikan kejayaan pabrikan Italia tersebut, namun gagal meraih hasil maksimal di awal-awal periodenya, juga menambah kekecewaan sebagian tifosi.
4. Michael Schumacher (di masa dominasinya bersama Ferrari):
Meskipun akhirnya menjadi pahlawan bagi Ferrari dan dicintai oleh banyak tifosi, pada awal-awal dominasinya bersama tim Kuda Jingkrak, Michael Schumacher juga sempat menuai kebencian dari sebagian penggemar Italia. Hal ini terutama disebabkan oleh persaingan sengitnya dengan pembalap-pembalap lain, termasuk beberapa pembalap Italia, dan juga taktik tim Ferrari yang terkadang dianggap kontroversial. Namun, kesuksesan demi kesuksesan yang diraih Schumacher bersama Ferrari perlahan mengubah sentimen negatif menjadi kekaguman dan rasa hormat yang mendalam.
5. Beberapa Pembalap Formula 1 Non-Italia di Era Dominasi Ferrari:
Di era kejayaan Ferrari di Formula 1, terutama di bawah kepemimpinan Jean Todt dan dengan pembalap seperti Michael Schumacher dan kemudian Fernando Alonso, pembalap-pembalap non-Italia yang menjadi rival utama mereka sering kali menjadi sasaran kebencian dari tifosi garis keras. Mereka dianggap sebagai penghalang bagi Ferrari untuk meraih kemenangan dan gelar juara dunia. Meskipun kebencian ini lebih bersifat situasional dan terkait dengan persaingan di lintasan, namun tetap terasa kuat pada masanya.
Penting untuk dicatat bahwa "kebencian" dalam konteks olahraga seringkali merupakan ekspresi emosi yang kuat dari para penggemar yang sangat passionate terhadap tim dan pembalap favorit mereka. Seiring berjalannya waktu dan perubahan dinamika persaingan, sentimen ini pun bisa berubah. Namun, nama-nama di atas pernah merasakan bagaimana sengitnya dukungan dan juga penolakan dari para tifosi Italia yang terkenal dengan semangatnya yang membara.
Photo :
@marcmarquez93