Kenapa Leher Pembalap Formula 1 Besar-Besar?

Jika diperhatikan, hampir semua pembalap Formula 1 memiliki leher yang lebih tebal dan berotot dibandingkan orang biasa. Hal ini bukan sekadar kebetulan, melainkan kebutuhan fisik yang mutlak bagi seorang pembalap di level tertinggi balap mobil dunia.

1. Gaya G-Force yang Ekstrem
Saat melaju dengan kecepatan lebih dari 300 km/jam, pembalap F1 harus menghadapi gaya gravitasi buatan atau G-force yang sangat tinggi.

Di tikungan cepat, kepala mereka bisa terasa seakan-akan berbobot 20–25 kg akibat dorongan gaya sentrifugal.

Otot leher berfungsi menahan helm dan kepala agar tetap stabil, supaya penglihatan tidak terganggu.

Tanpa leher yang kuat, pembalap akan cepat kelelahan dan bisa kehilangan fokus saat balapan.

2. Latihan Khusus untuk Leher
Pembalap F1 menjalani latihan fisik yang berbeda dari atlet lain. Salah satu fokus utama adalah strength training untuk otot leher.

Mereka menggunakan alat khusus seperti resistance band dan neck harness.

Bahkan ada simulasi dengan beban yang menyerupai tarikan saat mobil melibas tikungan.

Latihan ini membuat leher mereka tampak besar karena otot berkembang pesat untuk menahan beban ekstrem.

3. Helm dan Sistem HANS
Helm balap F1 memiliki bobot sekitar 1,2–1,5 kg. Ditambah dengan sistem HANS (Head and Neck Support), total beban yang ditopang leher bisa semakin berat saat terjadi perlambatan mendadak.

Misalnya ketika mengerem dari 300 km/jam ke 100 km/jam hanya dalam 2 detik, leher bekerja ekstra keras.

Leher yang kuat tidak hanya penting untuk performa, tapi juga keselamatan pembalap.

4. Perbedaan dengan Atlet Lain
Jika dibandingkan dengan pesepeda atau pelari, tubuh pembalap F1 memang tidak terlalu berotot di seluruh badan. Namun, bagian leher dan bahu mereka menonjol karena disesuaikan dengan kebutuhan unik olahraga ini.

Kesimpulan :
Leher besar pada pembalap Formula 1 bukan sekadar penampilan, melainkan hasil dari adaptasi fisik terhadap tuntutan balapan. Dengan leher yang kuat, mereka mampu mengendalikan mobil di kecepatan ekstrem, menjaga fokus, serta meminimalisir risiko cedera.

Jadi, lain kali ketika melihat leher kokoh Lewis Hamilton, Fernando Alonso, atau Max Verstappen, itu adalah bukti nyata latihan keras demi menghadapi gaya G-force yang luar biasa.

Photo : @mclaren